Ketika Diri Dibenci

Sahabat semua, saat mental memasuki fase terendah dalam menghadapi suatu permasalahan kalian boleh bersedih, tapi bukan selamanya.

Banyak saudara kita yang sering kali merasa bahwa dirinya tak berharga, dirinya dijauhi, semuanya membenci. Bahkan tak jarang mereka dibully. Tunggu, apa salah satu diantara mereka yang merasa demikian adalah kamu?

Maka lihat ke dalam dirimu sendiri.
Apa alasan mereka membencimu.
Berubahlah ke arah yang lebih baik. Bukan untuk mereka, namun untuk dirimu sendiri.

Setiap orang memiliki hak dan kewajiban untuk menjadi orang yang lebih baik.
Tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan seseorang yang sedang menata masa depannya, dengan mengingatkan kembali orang itu tentang masa lalu yang sedang ia coba untuk lupakan.

Kamu itu punya pilihan untuk bahagia.
Dan pilihanmu juga untuk tidak mendengarkan kata demi kata yang menyakitkan, padahal kamu sedang berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mulia. Terkadang kalimat menyakitkan yang sifatnya tidak membangun malah akan menjadi beban dalam proses perbaikan diri. Maka, fokuslah hanya pada hal-hal yang dapat mendorongmu menuju kebaikan.

Tapi, ada hal yang perlu diingat. Jangan pernah anggap semua orang yang mencoba mengingatkan demi kebaikan seseorang, dibilang membenci orang tersebut. Karena orang tua marah kepada anaknya jika ia berbuat salah itu karena mereka sayang.

Jika satu atau dua orang mengkritik apa yang kamu kerjakan, ada kemungkinan mereka salah. Namn jika sudah terlalu banyak, mungkin kesalahan terletak pada apa yang telah kamu perbuat. Keduanya butuh sama-sama introspeksi. Karena masalah takkan selesai tanpa solusi. Dan terkadang solusi hanya dapat didengar jika ia datang dari diri sendiri.

Bersabarlah, Sayang, dan teruskan usahamu untuk membentuk pribadi yang lebih bijaksana.
Karena orang baik tetaplah baik meskipun lingkungannya tidak berlaku sama. As a victim, Vivy paham betul bagaimana rasanya dikucilkan, berusaha dihancurkan, dan lain sebagainya. Vivy paham betul.

Lantas jika mereka benci haruskah kita ikut membenci?

Tidak.

Berbuat baiklah bahkan pada orang yang tak suka. Ingat saja bahwa kita mendapatkan hasil dari apa yang kita tanam.

Pada akhirnya, orang yang penuh bencilah yang hatinya takkan bahagia. Namun, berlaku baiklah karena kamu baik. Bukan membalas jahat karena mereka jahat.

Kamu perlu tersenyum dan memaafkan! 🙂

Memaafkan orang yang menyakitimu itu adalah hal yang sangat mulia. Bahkan jika mereka tidak pantas diberi maaf.

Hati yang sudah penuh amarah dan balas dendam itu sebenarnya menyedihkan.
Karena orang itulah yang akan sakit sendiri setiap kali mengingatnya.

Biarlah urusan balas-membalas menjadi urusan ia dan Tuhannya. Kita tak perlu sibuk memikirkan itu semua. Dibandingkan mendoakan mereka mendapatkan hal yang setimpal, berdoalah agar hatimu dan hati mereka diberi kebahagiaan.
Sehingga kalian akan dipenuhi rasa kasih sayang karena tak ada ruang untuk menyakiti orang.

Kuncinya adalah kebahagiaan. Ingat, do’amu di dengar oleh Yang Maha Kuasa.

Cukup berbuat baik, berdo’a, dan tersenyumlah!

Sayang, kamu berhak bahagia! :))

Tinggalkan komentar